ebrita.com
Minggu, 12 Oktober 2025
  • Home
  • Daerah
    • Kota Jambi
    • Kerinci
    • Bungo
    • Muaro Jambi
    • Sungai Penuh
    • Tanjabar
    • Sarolangun
    • Merangin
    • Tanjabtim
    • Tebo
  • Pilkada 2024
  • Politik
  • Hukum
  • Nasional
  • Showbiz
  • Advetorial
  • Kolom
Tidak Ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Indeks
  • Home
  • Daerah
    • Kota Jambi
    • Kerinci
    • Bungo
    • Muaro Jambi
    • Sungai Penuh
    • Tanjabar
    • Sarolangun
    • Merangin
    • Tanjabtim
    • Tebo
  • Pilkada 2024
  • Politik
  • Hukum
  • Nasional
  • Showbiz
  • Advetorial
  • Kolom
Tidak Ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
ebrita.com
Tidak Ada Hasil
Tampilkan Semua Hasil
Home Daerah Pilgub Politik Hukum Nasional Showbiz Advetorial Kolom
Home Nasional

Asal-usul Salat Tarawih dan Sejarah Singkatnya

20/02/2025
in Nasional
2 min read
Asal-usul Salat Tarawih dan Sejarah Singkatnya

Pelaksanaan ibadah shalat tarawih di salah satu masjid.

121
DIBAGIKAN
279
DILIHAT
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WA

BacaJuga

Danau Lingkat Lempur: Pesona Alam dan Sejarah Mistis di Balik Keindahan Gunung Raya

Sejarah Salat Id di Lapangan: Muhammadiyah sebagai Pelopor di Masa Kolonial

SALAT SUNAH TARAWIH merupakan ibadah salat sunah yang paling dinanti-nanti oleh seluruh kaum muslim di setiap bulan Ramadhan. Untuk mengetahui bagaimana asal usul serta sejarah salat tarawih ini?

Dimana Kata tarawih adalah bentuk plural (jamak) dari single tarwiih. Dan Tarawih adalah bentuk mashdar (kata sifat/hasil kerja) dari kata kerja Rawwaha – Yurawwihu.

Menurut Ahmad Zarkasih Lc, penulis buku “Sejarah Tarawih”, istilah tarawih belum dikenal pada era Nabi Muhammad salallahu alaihi wa salam (SAW). “Nabi menyebutnya bukan dengan istilah tarawih, tapi dengan nama qiyam Ramadan, yakni penghidupan atas malam Ramadan,” tuturnya.

“Maksudnya ibadah guna menghidupkan malam-malam Ramadan,” jelasnya.

Munculnya nama tarawih untuk menyebut salat sunnah malam Ramadan ini bisa jadi ada beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah apa yang terjadi di masa Khalifah Umar bin al-Khathtab. Yakni dari riwayat Imam al-Marwadzi dalam kitabnya Kitab Qiyam Ramadan.

“Dari al-Hasan rahimahullah. Umar bin Khattab Radhiyallahu’anhu memerintahkan Ubai untuk menjadi imam pada qiyam Ramadan, dan mereka tidur di seperempat pertama malam. Lalu mengerjakan salat di 2/4 malam setelahnya. Dan selesai di ¼ malam terakhir, mereka pun pulang dan sahur. Mereka membaca 5 sampai 6 ayat pada setiap rakaat. Dan salat dengan 18 rakaat yang salam setiap 2 rakaat, dan memberikan mereka istirahat sekadar berwudhu dan menunaikan hajat mereka.”

Menjadi mungkin, istilah tarawih muncul di masa ini, karena dalam riwayat di atas, Ubai bin Ka’ab diperintah oleh Umar RA untuk menjadi imam qiyam Ramadan dengan bacaan 5 sampai 6 ayat di setiap rakaat. Dan setiap 2 rakaat, istirahat. Dengan redaksi riwayat seperti ini: “Memberikan mereka istirahat sekadar berwudhu dan menunaikan hajat mereka”.

Bisa jadi itulah kenapa salat ini disebut dengan istilah Tarawih; karena pelaksaannya ketika zaman ini imam memberikan banyak tarwiih, alias istirahat untuk para makmum di setiap selesai 2 rakaat. Itu berarti, menurut Zarkasih, jika salat dikerjakan dengan 18 rakaat, mereka mendapatkan 9 kali tarwiih. Dan kalau salat itu dikerjakan dengan 20 rakaat, maka tarwiih yang ada menjadi 10 kali tarwih.

Apalagi jika ditambah dengan 3 rakaat witir yang formatnya 2 rakaat plus 1. Itu berarti tarwih manjadi 12 kali Karena itulah salat ini dinamakan salat tarawih, karena di dalamnya imam memberikan banyak tarwiih alias istirahat di setiap selesai salam.

Variasi Jumlah Rakaat Soal jumlah rakaat dalam salat tarawih juga banyak tidak diketahui oleh kebanyakan orang. “Beberapa orang tahunya bahwa salat tarawih itu ada ketetapan jumlah rakaat yang teriwayat dari Nabi atau para sahabat. Ada yang menyebut 8 rakaat, tidak sedikit yang mengatakan 20 rakaat atau bahkan ada yang lebih,” tuturnya.

Padahal, menurut dia, tidak seperti itu juga pelaksanaan tarawih dari sejak zaman Nabi SAW sampai saat kita sekarang ini. Dalam perjalanannya, justru salat ini dilakukan dengan variasi jumlah rakaat yang beragam dan berbeda-beda. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahkan mengerjakan salat tarawih atau qiyam Ramadan dengan jumlah rakaat yang bervariasi.

Itulah sebabnya mengapa banyak ulama yang sampai saat ini masih berselisih tentang berapa jumlah rakaat tarawih yang benar dan sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi SAW. Lalu kemudian, jumlah 20 rakaat lah yang menjadi masyhur dan disepakati oleh 4 mazhab fiqih sebagai jumlah yang ideal untuk salat tarawih di malam Ramadan. (Hzq)

Print Friendly, PDF & Email
Topik: AgamaAsal-usulIbadah SunahIslamPuasaRamadhanReligiSejarahShalat Tarawih

TerkaitBerita

Waspada! BMKG Prediksi Gelombang 4 Meter Melanda Laut Indonesia 12–15 Oktober 2025

Waspada! BMKG Prediksi Gelombang 4 Meter Melanda Laut Indonesia 12–15 Oktober 2025

12/10/2025
158
Indonesia Tersingkir, Ini Klasemen Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia Tersingkir, Ini Klasemen Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026

12/10/2025
106
Indonesia Tersingkir, Gol Zidane Iqbal Bawa Irak Bungkam Garuda

Indonesia Tersingkir, Gol Zidane Iqbal Bawa Irak Bungkam Garuda

12/10/2025
102
Pemuda Hilang di Jembatan Kembar Gowa, Diduga Terjun ke Sungai Jeneberang

Pemuda Hilang di Jembatan Kembar Gowa, Diduga Terjun ke Sungai Jeneberang

11/10/2025
115

KOLOM

5 Camilan Tinggi Protein yang Praktis & Kenyang Lebih Lama

5 Camilan Tinggi Protein yang Praktis & Kenyang Lebih Lama

12 Oktober 2025

KANAL

  • Advetorial
  • Bisnis
  • Bungo
  • Daerah
  • Entertaiment
  • Healt
  • Hukrim
  • Hukum
  • Jambi
  • Kerinci
  • Kolom
  • Kota Jambi
  • Life Style
  • Merangin
  • Muaro Jambi
  • Nasional
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sarolangun
  • Showbiz
  • Sosbud
  • Sport
  • Sungai Penuh
  • Tanjabar
  • Tanjabtim
  • Tanjung Jabung Barat
  • Tebo
  • Uncategorized

MENU

  • Home
  • Redaksi
  • Iklan
  • Privacy & Policy
ebrita.com

PT. Ebrita Jambi Media

Redaksi : Jalan Depati Parbo, Koto Lebu, Kec. Pondok Tinggi, Kota Sungai Penuh.

Copyright © 2020 EBRITA.COM - Member of IWO | Dev by YD4AFG

  • Home
  • Redaksi
  • Iklan