SLEMAN – Sebagai perguruan tinggi yang berada di bawah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) didorong untuk bertransformasi menjadi politeknik.
Hal ini disampaikan oleh Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat membuka Simposium Nasional Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Agraria (KAPTI-Agraria) secara daring, Jumat (31/08).
“Saya mendorong STPN untuk terus mengembangkan kreasi dan inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan, sekaligus menghasilkan multiplier efek bagi Kementerian ATR/BPN, dalam rangka mengakselerasi berbagai program strategis di bidang pertanahan dan tata ruang,” ujar AHY.
Dengan status sebagai politeknik, Menteri AHY menilai STPN akan mampu menawarkan program pendidikan yang lebih aplikatif, serta fokus pada pengembangan keterampilan teknis dan vokasional.
“Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, STPN mempunyai peran penting dalam mewujudkan kualitas lulusan yang kompeten, profesional, berwawasan kebangsaan, dan berkarakter,” tegas AHY.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang berpesan agar Kementerian ATR/BPN dan KAPTI-Agraria membangun koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk memastikan lulusan STPN siap menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian ATR/BPN.
“Jika koordinasi ini berjalan baik, STPN bisa menjadi sekolah favorit di Indonesia, dengan lulusan yang siap pakai, terutama sebagai juru ukur. Harapan kami, lulusan STPN dapat langsung menjadi CPNS dan dalam dua tahun diangkat menjadi PNS,” ujar Junimart Girsang.
Sementara itu, Ketua Umum KAPTI-Agraria, Andi Tenri Abeng, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung proses transformasi STPN menjadi politeknik. “Kami sangat peduli dengan keberlanjutan STPN agar bisa kembali menjadi jalur rekrutmen ikatan dinas,” ungkapnya. (*/Hzq)