Ebrita.com – Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencetak rekor bersejarah. Pada Senin (30/9/2025), harga emas Logam Mulia resmi menembus Rp2,234 juta per gram, melampaui level psikologis Rp2,22 juta yang sebelumnya dianggap sudah sangat tinggi.
Kenaikan fantastis ini langsung memicu perhatian publik, terutama investor ritel yang selama ini menjadikan emas sebagai aset “safe haven”. Pertanyaannya, apa yang membuat emas melesat dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Penyebab Emas Meroket
Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga emas hingga menyentuh rekor tertinggi:
- Gejolak Ekonomi Global
Ketidakpastian pasar, inflasi yang masih tinggi, dan pelemahan dolar AS membuat investor global berburu emas sebagai aset aman. - Pelemahan Rupiah
Kurs rupiah yang tertekan terhadap dolar AS ikut mendongkrak harga emas dalam negeri. - Permintaan Domestik Tinggi
Masyarakat Indonesia semakin gemar menjadikan emas sebagai tabungan jangka panjang. Fenomena ini ikut mengerek harga jual di pasar retail.
Dampak Bagi Investor dan Masyarakat
- Investor Jangka Panjang: Kabar baik, karena emas terbukti menjadi instrumen lindung nilai. Mereka yang rutin membeli emas sejak harga masih di bawah Rp1 juta kini menikmati keuntungan berlipat.
- Pembeli Baru: Perlu lebih hati-hati, karena harga emas sudah berada di titik puncak. Potensi koreksi tetap ada jika kondisi global membaik.
- Ekonomi Rakyat: Lonjakan harga emas bisa memicu daya beli menurun, terutama untuk masyarakat yang menggunakan emas sebagai perhiasan, bukan investasi.
Emas tetap dianggap aset aman, tetapi investor disarankan tidak panik membeli di tengah harga tertinggi. Strategi dollar cost averaging (membeli sedikit demi sedikit secara rutin) bisa menjadi cara cerdas agar tidak terjebak membeli di harga puncak.
Lonjakan harga emas Antam ke level Rp2,23 juta per gram menjadi peringatan sekaligus peluang. Bagi investor lama, ini momentum menikmati hasil kesabaran. Bagi yang baru, inilah saatnya belajar strategi investasi yang bijak.
Emas memang berkilau, tetapi jangan sampai silau dengan harga tinggi tanpa perhitungan matang.(tim)