eBrita.com – Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikdasmen) mengungkapkan bahwa pemerintah akan menyalurkan bantuan layar pintar (smart screen/display interaktif) ke seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, sebagai bagian dari upaya transformasi digital di dunia pendidikan. Namun, sekolah yang mengajukan penolakan resmi tidak akan diwajibkan menerima bantuan tersebut.
Pernyataan ini disampaikan dalam siaran Kompas.TV melalui kanal berita pendidikan, dan telah beredar di media sosial Kompas.TV sebagai headline: “Semua Sekolah Dapat Bantuan Layar Pintar Kecuali yang Menolak.”
Tujuan Bantuan Layar Pintar
Program layar pintar ini bertujuan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar melalui teknologi. Beberapa manfaat yang diharapkan antara lain:
- Mempermudah guru menyampaikan materi interaktif.
- Menambah daya tarik visual dalam pembelajaran digital.
- Memfasilitasi integrasi konten digital dan aplikasi edukasi.
- Mengurangi ketergantungan pada media cetak atau papan tulis konvensional.
Dengan bantuan ini, diharapkan sekolah di daerah terpencil atau dengan fasilitas terbatas bisa merapatkan kesenjangan akses teknologi dalam pendidikan.
Syarat & Mekanisme Penolakan
Meski semua sekolah didorong untuk mendapatkan bantuan, Wamendikdasmen menyebut bahwa ada ruang bagi sekolah yang secara resmi menolak. Penolakan ini harus melalui prosedur administratif yang jelas agar sekolah tersebut tidak dikategorikan “golongan tertinggal” dalam penyaluran teknologi pendidikan.
- Beberapa faktor yang mungkin memotivasi penolakan sekolah antara lain:
- Keterbatasan infrastruktur penunjang (listrik, jaringan internet)
- Kekhawatiran terhadap pemeliharaan dan biaya perawatan layar pintar
- Keinginan mempertahankan metode pembelajaran tradisional atau kekhawatiran akan ketergantungan
teknologiNamun, keputusan penolakan sekolah haruslah formal dan tercatat agar tidak menjadi isu di masa depan.
Tantangan Teknis & Keberlanjutan
Penyaluran layar pintar ke seluruh sekolah tentu bukan tanpa tantangan:
- Infrastruktur listrik dan konektivitas: Banyak sekolah di daerah sulit akses listrik stabil atau jaringan internet yang memadai.
- Pemeliharaan dan pendampingan teknis: Alat teknologi memerlukan perawatan rutin serta pelatihan guru agar bisa digunakan optimal.
- Anggaran operasional sekolah: Meskipun layar diberikan, biaya listrik, update software, dan suku cadang mungkin menjadi beban baru bagi sekolah.
- Kualitas konten digital: Layar pintar efektif jika diiringi dengan konten pendidikan digital berkualitas dan relevan.
Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan paket dukungan teknis, pelatihan guru, dan monitoring agar program ini tidak sekadar proyek distribusi perangkat.
Inisiatif untuk mendistribusikan layar pintar ke seluruh sekolah merupakan langkah ambisius menuju pendidikan digital yang merata. Meski sekolah yang menolak tetap diberi opsi, kebijakan ini harus disertai kesiapan teknis dan dukungan nyata agar manfaatnya dirasakan di seluruh pelosok negeri.(Tim)