Ebrita.com – Di puncak pegunungan Kerinci, Jambi, membentang Danau Gunung Tujuh—danau tertinggi di Asia Tenggara yang dikelilingi hutan tropis lebat dan awan putih. Panorama indahnya tak hanya memikat mata, tetapi juga menenangkan jiwa. Namun, di balik pesonanya, danau ini menyimpan cerita misterius yang masih hidup di tengah masyarakat setempat.
Legenda Orang Pandak, Makhluk Misterius dari Hutan Kerinci
Cerita yang paling melegenda adalah tentang sosok misterius bernama Orang Pandak atau sering disebut Orang Pendek. Makhluk ini digambarkan bertubuh mungil dengan tinggi sekitar 50 sentimeter, berwajah perpaduan antara manusia dan orang utan, serta memiliki telapak kaki terbalik—jari kaki menghadap ke belakang dan tumit di depan.
Penduduk sekitar percaya makhluk ini mendiami kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), termasuk area Danau Gunung Tujuh. Banyak pendaki yang mengaku bekal makanannya raib secara misterius. Konon, saat terlihat manusia, sosok Orang Pandak akan lari dengan kecepatan tinggi lalu menghilang di rimba belantara.
Keberadaan Orang Pandak bukan sekadar mitos lokal. Catatan serupa ditemukan sejak ratusan tahun lalu, bahkan disebut oleh penjelajah dunia Marco Polo. Zoologis Van Heerwaden juga memperkuat catatan tersebut. Sejak 1994, peneliti asal Inggris Debbie Martyr bersama Jeremy Holden menggelar penelitian intensif di kawasan ini. WWF bahkan ikut mendanai penelitian besar ini.
Debbie mengaku sudah lima kali melihat Orang Pandak di lima lokasi berbeda, termasuk di Pesisir Selatan, Pasaman, Mukomuko, Merangin, hingga Gunung Tujuh. Ia meyakini Orang Pandak adalah satwa langka yang lebih banyak hidup di darat dibanding orang utan. Namun, hingga kini bukti ilmiah yang sahih belum ditemukan.
Meski tak terbukti secara ilmiah, legenda Orang Pandak tetap hidup dalam cerita masyarakat Kerinci. Bersama mitos lain seperti Saleh Sri Menanti dan Lbei Sakti yang dikawal harimau, kisah ini menjadi daya tarik unik bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Gunung Tujuh.
Keindahan alam berpadu misteri legenda menghadirkan pengalaman wisata yang tak hanya menyejukkan mata, tetapi juga menggugah rasa penasaran. Hingga kini, Orang Pandak tetap menjadi teka-teki yang membangkitkan imajinasi dan jadi bagian dari identitas budaya masyarakat Kerinci.(tim)