JAKARTA – Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,9 triliun di tubuh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019–2022 kian menjadi sorotan. Jaksa Agung mulai mengendus aroma tak sedap dalam proyek ambisius digitalisasi pendidikan itu.
Di tengah gempuran opini publik dan penyidikan yang makin intensif, sosok yang kala itu duduk di kursi Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, akhirnya angkat bicara. Mantan bos Gojek ini merespons secara terbuka dalam konferensi pers yang digelar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).
Berikut empat poin utama dari pernyataan Nadiem yang mencuri perhatian:
1. Siap Dipanggil Jaksa, Tegas Tolak Korupsi
Dengan nada tegas dan wajah serius, Nadiem menyatakan kesiapannya jika harus dimintai keterangan oleh Kejaksaan Agung. Ia menegaskan bahwa dirinya mendukung penuh proses hukum yang berjalan.
“Saya menghormati dan mendukung sepenuhnya penegakan hukum yang adil dan transparan. Saya siap bekerjasama apabila dibutuhkan. Saya tidak pernah menoleransi praktik korupsi dalam bentuk apa pun,” ucap Nadiem.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap kritis namun tidak gegabah dalam menilai. “Jangan biarkan opini mendahului fakta. Kita semua berhak atas kejelasan dan keterbukaan,” tegas Nadiem.
2. Kenapa Chromebook? Ini Alasannya
Mengapa Chromebook, bukan merek lain? Nadiem punya jawabannya. Menurutnya, pemilihan Chromebook telah melalui kajian matang dari sisi harga dan keamanan data.
“Spek sama, harga Chromebook bisa 10–30% lebih murah. OS-nya gratis. OS lain bisa nambah biaya hingga Rp2,5 juta. Belum lagi keunggulan dari sisi keamanan dan kontrol aplikasi,” jelas Nadiem.
Ia menambahkan, laptop tersebut dirancang khusus untuk lingkungan pendidikan, dengan sistem kontrol aplikasi untuk menjaga keamanan murid dan guru.
3. Pengadaan Karena Krisis Pandemi
Nadiem juga mengingatkan bahwa pengadaan laptop dilakukan pada masa darurat, yaitu awal pandemi COVID-19. Menurutnya, saat itu dunia pendidikan nyaris lumpuh dan laptop menjadi penyelamat.
“Tahun 2020 itu bukan hanya krisis kesehatan, tapi juga krisis pendidikan. Kami harus bergerak cepat agar murid tidak kehilangan hak belajar,” ujarnya.
Pengadaan TIK termasuk laptop, menurut Nadiem, merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko learning loss secara nasional.
4. Untuk Sekolah, Guru, dan ANBK
Selama empat tahun, Kemendikbudristek menyalurkan 1,1 juta unit laptop lengkap dengan modem 3G dan proyektor ke lebih dari 77 ribu sekolah.
“Ini bukan hanya soal daring. Perangkat TIK juga meningkatkan kapasitas guru dan mendukung asesmen nasional berbasis komputer (ANBK),” tutur Nadiem.
Stafsus Diseret? Hotman Paris: Tak Ada Kaitan dengan Nadiem
Nama tiga mantan staf khusus Nadiem turut disebut-sebut. Namun pengacara kondang Hotman Paris buru-buru meluruskan. Menurutnya, tidak ada hubungan langsung antara staf khusus itu dengan kliennya.
“Nggak ada perintah apa pun dari Pak Nadiem ke stafsus soal proyek ini. Semua vendor sudah ditentukan oleh panitia resmi. Tidak dikendalikan stafsus,” tegas Hotman dalam konferensi pers terpisah. (*)