SUNGAI PENUH – Suasana di Kantor Inspektorat Kota Sungai Penuh memanas, Selasa (10/6/2025), saat puluhan massa dari gabungan LSM Kerinci dan Sungai Penuh menggelar aksi unjuk rasa.
Demonstrasi ini menjadi sorotan setelah massa mendesak pengusutan tuntas terhadap dugaan penyimpangan Dana Desa (DD) Pelayang Raya, Kecamatan Sungai Bungkal.
Aksi yang dimotori Koordinator Indra Kemano itu menyerukan agar Inspektorat Kota Sungai Penuh segera membuka mata dan bertindak tegas atas dugaan laporan fiktif dan penyalahgunaan anggaran Dana Desa tahun 2021 hingga 2025.
“Kami mendesak Inspektorat untuk bersikap transparan dan profesional dalam memeriksa dana desa Pelayang Raya. Dugaan penyimpangan dan laporan SPJ fiktif tidak bisa lagi dibiarkan,” tegas Indra dalam orasinya.
Tak hanya soal dana desa, massa juga menyoroti sejumlah hal janggal lainnya, mulai dari dugaan penyimpangan aset desa yang berada di luar wilayah, penggunaan alat berat molen dan orgen tunggal milik desa untuk kepentingan pribadi, hingga pengadaan lahan TPS-3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle) yang hingga kini belum mengantongi sertifikat resmi.
Tak berhenti di situ, mereka juga mendesak pengusutan terhadap anggaran ketahanan pangan tahun 2023–2024 yang diduga fiktif.
“Ini bukan hanya soal kerugian negara, tapi soal tanggung jawab moral dan hukum. Jangan ada lagi pembiaran terhadap oknum kades nakal,” lanjut Indra di hadapan para pegawai Inspektorat.
Hingga berita ini diturunkan, proses mediasi antara demonstran dan pihak Inspektorat masih berlangsung. Massa juga berencana melanjutkan aksinya ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sungai Penuh untuk mendesak aparat penegak hukum agar turut turun tangan menindaklanjuti dugaan penyelewengan tersebut.
Aksi ini menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah dan penegak hukum bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam menghadapi dugaan korupsi yang merugikan desa dan rakyat. (*)