eBrita.com – Suasana mencekam terjadi di perairan Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025), setelah kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Kapal milik PT DLU tersebut membawa 65 orang, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta 22 unit kendaraan, termasuk 14 truk tronton.
KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan berangkat dari Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.56 WIB. Namun baru sekitar 30 menit berlayar, kapal mengalami masalah di ruang mesin. Kru kapal mengirimkan sinyal darurat melalui channel radio pelayaran pada pukul 00.16 WITA.
Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 00.19 WITA, kapal mengalami blackout dan kehilangan kendali. Dalam waktu singkat, kapal terbalik dan tenggelam di tengah laut dengan kondisi cuaca yang saat itu dilaporkan kurang bersahabat, dengan gelombang mencapai 2,5 meter.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Banyuwangi, Pos SAR Jembrana, KSOP, TNI AL, dan unsur lainnya langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Hingga Kamis pagi (3/7), sebanyak 18 orang berhasil ditemukan, dengan rincian 16 selamat dan 2 dalam kondisi meninggal dunia.
Salah satu kru yang selamat adalah KKM (Kepala Kamar Mesin) Sandi Wariyawan, yang ditemukan bersama tiga penumpang lainnya menggunakan sekoci.
Sementara itu, puluhan korban lainnya masih dalam pencarian. Proses evakuasi terkendala oleh cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menyulitkan tim penyelamat.
Kepala Basarnas Bali menyatakan bahwa pihaknya terus melakukan penyisiran menggunakan sembilan unit kapal dan perahu karet RIB. Koordinasi juga dilakukan dengan pihak syahbandar dan otoritas pelabuhan di Ketapang dan Gilimanuk.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai penyebab pasti tenggelamnya kapal, namun dugaan awal mengarah pada kebocoran di ruang mesin yang menyebabkan kapal kehilangan daya dan akhirnya karam.
Pihak otoritas pelabuhan mengimbau kepada seluruh operator penyeberangan untuk meningkatkan pengawasan kondisi teknis kapal, terutama menjelang musim angin dan gelombang tinggi. Sementara itu, keluarga penumpang diminta tetap tenang dan menunggu informasi resmi dari pihak terkait.
Proses pencarian dan penyelamatan masih terus berlanjut hingga semua penumpang ditemukan. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran, terutama pada jalur-jalur sibuk seperti Selat Bali.(Tim)