KERINCI – Siapa sangka, dari balik rimbunnya kabut pegunungan dan semilir angin pagi Desa Baru Semerah, Kecamatan Tanah Cogok (Tanco), tersimpan potret Indonesia yang sedang bangkit dari akar rumput.
Hari itu, bukan hanya aroma ayi kawo dan gulai semah yang mengepul harum, tapi juga semangat kolaborasi yang mendidih dari balik dapur-dapur warga.
Kedatangan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI ke Desa Baru Semerah tak sekadar seremonial. Ini adalah panggung pengakuan nasional bagi desa kecil yang berhasil menjadikan bambu yang dulu cuma dianggap kayu bakar sebagai ikon kebangkitan ekonomi rakyat.
Anggota Kompolnas Drs. Yusuf Warsyim, S.Ag., MH, bersama James Leonardo Djoni (MarkPlus Inc.) dan Madonna Lamtio (Humas Kompolnas), terlihat antusias menjelajahi Aula Bumi Bambu milik Bumdes Buluh Perindu.
Tempat ini bukan aula biasa ia adalah galeri hidup kerajinan bambu: dari tampah, keranjang, hingga ornamen seni buatan tangan para ibu rumah tangga dan pemuda desa.
“Ini lebih dari kerajinan, ini adalah napas hidup desa. Kami kagum, bukan hanya karena estetikanya, tapi karena semangat yang menyertainya,” ungkap Yusuf sambil memandangi anyaman bambu yang tertata rapi.
Polres Kerinci ternyata tak hanya mengayomi lewat hukum, tapi juga hadir nyata membina UMKM desa. Dalam pendampingan aktif mereka, Buluh Perindu tumbuh menjadi pusat produksi, pelatihan, sekaligus wisata edukatif.
Dan bukan cuma itu. Desa Baru Semerah juga memoles pesonanya dengan pemandangan alam yang memanjakan mata, sawah membentang, jalan-jalan desa bersih, dan kabut tipis yang menenangkan. Wisatawan mulai berdatangan bukan untuk ‘healing’, tapi ‘connecting’ dengan akar budaya.
“Dulu bambu cuma buat masak. Sekarang, jadi sumber ekonomi. Ibu-ibu punya penghasilan dari rumah, anak muda kembali punya harapan. Dan ini berkat pendampingan Polres. Mereka tidak datang hanya dengan seragam, tapi dengan solusi,” ujar Kepala Desa Baru Semerah, Edi Januar, dengan mata berkaca-kaca.
Tak berlebihan jika Kompolnas memasukkan Desa Baru Semerah ke dalam lima besar nasional Kompolnas Award 2025 untuk kategori pembinaan masyarakat dan UMKM. Sinergi Polres Kerinci dan masyarakat dianggap sebagai model kepolisian humanis yang tak cuma menjaga keamanan, tapi juga membangun peradaban.
Bupati Kerinci, Monadi, turut hadir dan menyampaikan pujian tajam. “Ini bukan sekadar prestasi. Ini revolusi diam-diam dari desa yang bekerja. Polres Kerinci tak cuma jaga malam, tapi jaga mimpi warga. Pemerintah daerah akan terus dorong gerakan seperti ini.”
Sore itu, langit Desa Baru Semerah tampak jernih, seolah ikut merayakan momen langka ini. Kompolnas pulang dengan cerita, bukan hanya laporan.
Desa kecil di ujung Jambi ini, lewat semangat gotong royong dan kreativitas bambunya, telah membuktikan: mimpi besar tak harus lahir dari kota.
Dari Desa Baru Semerah, dunia mendengar. Dari bambu, lahirlah harapan. (*)