JAKARTA – Nama Firman Utina bukan sekadar deretan huruf di buku sejarah sepak bola Indonesia, ia adalah legenda hidup yang menginspirasi generasi baru di setiap langkahnya.
Lahir di Manado, 15 Desember 1981, Firman memulai kisahnya dari lapangan-lapangan kecil di Sulawesi Utara, hingga akhirnya menjelma menjadi jenderal lapangan tengah yang disegani di Asia Tenggara.
Dari Manado Menuju Panggung Nasional
Karier profesional Firman dimulai di Persita Tangerang pada 2001 setelah menimba pengalaman di klub lokal seperti Indonesia Muda dan Persma Manado.
Namanya mulai bersinar kala membela Arema Malang, di mana ia menyabet dua gelar Copa Indonesia (2005 & 2006) dan gelar Pemain Terbaik 2005.
Kiprahnya tak berhenti di situ. Firman kemudian memperkuat Pelita Jaya, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, hingga Persib Bandung, klub yang ia bawa juara Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Prestasinya kian lengkap saat ia membawa Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 2017 sebelum gantung sepatu di Kalteng Putra pada 2018.
Kapten Garuda dan Sang Inspirator
Firman memperkuat Timnas Indonesia selama 13 tahun, mencatatkan 66 caps dan 5 gol. Puncak karier internasionalnya terjadi di Piala AFF 2010, saat ia mengenakan ban kapten dan memimpin Garuda hingga ke final.
Meski hanya finis sebagai runner-up, Firman dinobatkan sebagai Pemain Terbaik turnamen, gelar yang menegaskan pengaruh besarnya di lapangan.
Lebih dari Sekadar Pemain
Sebagai gelandang serang, Firman dikenal karena visi tajam, akurasi umpan tinggi, dan stamina luar biasa. Namun di luar statistik, ia adalah pemimpin sejati, mentor, dan teladan bagi rekan-rekannya.
Kini, meski telah pensiun dari lapangan hijau, kontribusinya terus mengalir lewat Firman Utina 15 Football Academy, tempat ia melatih generasi muda dengan lisensi A AFC yang dikantonginya.
Sang legenda juga terus mendukung sang putra, Rayhan Utina, yang meneruskan warisan keluarga sebagai pesepak bola profesional.
Warisan Seorang Maestro
Dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola nasional, Firman Utina adalah bukti nyata bahwa kerja keras, dedikasi, dan semangat tak pernah lekang oleh waktu.